HedlineInfrastruktur

Pemkot Bangun Rumah Pompa Air Hampir Rp 1 M, Tapi Komplek Marinir Tetap Kebanjiran

Pancoran Mas | jurnaldepok.com
Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok membangun rumah pompa air di Komplek Perumahan Marinir RW 06, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), Kecamatan Pancoran Mas, ternyata sama sekali tidak efektif mengatasi banjir yang selalu merendam rumah warga saat turun hujan.

Padahal pembangunan rumah pompa air yang berlokasi didekat pintu gerbang perumahan telah menghabiskan anggaran daerah lebih dari Rp 816 juta.

Ketua RW 06, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru (RJB), Kecamatan Pancoran Mas, H. Sugeng Nartono mengatakan, setiap hujan deras pihaknya selalu melakukan penyedotan air dengan menggunakan mesin penyedot air di rumah pompa, namun hasilnya nihil.

Sebab, kata dia, kapasitas daya sedot mesin sangat kecil sehingga tidak mampu menyedot genangan air saat banjir melanda permukiman warga.

“Mesin yang ada di rumah pompa itu cuma tiga inchi sementara debit air saat banjir sangat besar yang seharusnya menggunakan mesin 20 inchi, intinya upaya kami melakukan penyedotan enggak efektif dan enggak ada hasilnya,” tegas H. Sugeng usai wilayahnya dikepung banjir.

Selain tak efektif, sambungnya, setiap melakukan penyedotan saat banjir pihaknya harus mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli solar sebagai bahan bakar mesin pompa air dan hal itu yang memicu kekecewaan warga.

“Sejak rumah pompa dibangun, kami sudah beberapa kali mencoba melakukan penyedotan air saat banjir, namun memang tak ada hasilnya, sedangkan setiap nyedot kami harus beli solar dan waktu hujan Senin sore kemarin kami harus mengeluarkan uang kas lingkungan hampir Rp 1 juta untuk membeli solar, namun lagi-lagi hasilnya enggak ada, intinya bukan bermanfaat malah warga tekor,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakannya, keberadaan rumah pompa air menjadi dilema bagi dirinya sebab jika pompa sedot tidak digunakan saat banjir maka warga akan marah karena fasilitas yang sudah dibangun oleh pemerintah katanya tidak dioptimalkan.

Sementara jika melakukan penyedotan selain tak ada hasilnya, pengurus lingkungan harus merogoh kocek untuk membeli solar.

“Ya kami jadi serba salah,” katanya.

Dia menambahkan, peristiwa banjir pada Senin (11/11/24) sore merendam hampir seluruh rumah yang tersebar di 11 wilayah RT dengan ketinggian genangan berkisar antara 60 hingga 70 sentimeter atau selutut orang dewasa.

Sugeng mengatakan, satu satunya solusi mengatasi banjir di Komplek Perumahan Marinir adalah dengan cara melebarkan bidang Kali Gondang yang membelah kawasan perumahan.

“Tidak ada alternatif lain selain melebarkan bidang kali, jika itu tak dilakukan maka cerita banjir di Komplek Marinir tak akan pernah berakhir siapapun pemimpinnya,” tutupnya. n Asti Ediawan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button